Komunitas Stand Up Comedy Indo-Belitong atau kadang dikenal juga dengan nama BESUCI atau Belitong Stand Up Comedy per tanggal 1 maret 2017 telah resmi berusia 1 tahun. Yeeee! Sudah bisa merangkak, bentar lagi jalan, nanti lari... trus pacaran! Wkwkwk
Saat pertama dibentuk aku sebagai anggota maupun penulis belum ada, malah nggak nyangka kalau di Pulau Belitung ada yang namanya komunitas stand up comedy. Apalagi di 3 bulan pertama memang praktis tidak banyak kegiatan sama sekali, baik itu kegiatan open mic ataupun bedah materi. Masih terasa seperti suasana kopi darat ataupun gerombolan arisan. Pembicaraan tentang set up atau punchline jarang terjadi, yang banyak adalah pembicaraan tentang cinlok atau candaan-candaan tentang hidup sehari-hari.
Entah apa faktor yang membuat seorang pemuda/pemudi bapak-bapak/ibu-ibu pada saat awal-awal terbentuk itu membuat atau memasuki komunitas stand up comedy. Yang jelas... pada saat open mic telah dilakukan secara rutin dan ditambah agenda latihan yang berisi tantangan, banyak yang mundur teratur. Kalau dihitung jumlah anggota total yang datang dan pergi selama 1 tahun hampir mendekati 50 orang! Di 1 Maret 2017, jumlah tersisa 20... 15 anggota aktif di Kabupaten Belitung dan 5 di Kabupaten Belitung Timur. Di Kabupaten Belitung jumlah atau tingkat kedatangan comic pelajar rata-rata 8 sd 10 orang, sedangkan di Kabupaten Belitung Timur 3 sd 5 orang (kayak power ranger). Ini menandakan bahwa niat dan minat untuk belajar stand up comedy harus benar-benar dari hati, dan tulus untuk membangun diri. Karena pemicu berkurangnya anggota adalah hal-hal sebagai berikut :
Larangan open mic dengan bahasa lokal, harus bahasa Indonesia
Jika open mic hanya mengandalkan bahasa Belitung saja tentu perkembangan dalam delivery jokes, membuat set up, punchline, ataupun tag akan jadi tersendat dan komika itu tidak akan bisa dimengerti oleh orang yang tinggal di luar Belitung (lalu harapan tentulah menjadi sempit). Ternyata ada yang menganggap berat ini, lantas jarang-jarang open mic... lalu menghilang. Tanpa meninggalkan sepucuk surat cinta apapun.
Larangan ngomong : "Aduh, nggak ada materi!" di atas panggung dan himbauan untuk memakai teknik Stand Up Comedy.
Sejatinya memasuki kelas Stand Up Comedy adalah untuk belajar jadi comic / komika / stand up comedian... pada saat awal-awal terbentuknya kelas banyak sekali yang jadi story telling (cerita bertele-tele kayak cerita lucu Abu Nawas). Awalnya aku juga seperti itu, tetapi begitu teman-teman yang lain selalu menegaskan hal di atas... akhirnya motivasi untuk belajar semakin tumbuh. Hanya saja sayangnya, ada yang tidak betah dengan pengetatan sistem... lalu : "Blash!" menghilang bagaikan Ninja Ranger.
Peraturan line up show, harus yang aktif di kelas.
4 bulan komunitas terbentuk, muncul juga akhirnya tempat-tempat yang menawarkan untuk open mic. Termasuk KNPI provinsi Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung yang meminta penampilan comic di depan Bupati Belitung, atau Akademi Manajemen Belitung (AMB) yang meminta penampilan para komika. Kelas satu minggu sekali (yang kemudian dibuat 2 kali seminggu), adalah tolak ukur siapa yang bisa diajak untuk menikmati panggung seksi ini. Ada yang menganggap ini sebagai bentuk keadilan... ada juga yang menganggap ini sebagai bentuk diskriminasi terhadap yang jarang muncul. Hmm... pilih yang mana?
Terciptanya kurikulum lokal Stand Up Comedy Indo-Belitong.
Dalam setiap kelas komunitas Stand Up Comedy Indo-Belitong, kami selalu melakukan pemanasan dengan berbagi oneliner, atau set-up punch. Lalu di sesi open mic selalu dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya (kadang-kadang tema ringan, kadang-kadang tema berat kayak algojo). Setelah sesi open mic ada lagi tantangan materi dadakan yang bisa berupa impersonation, gaya deadpan, full act out, dll. Setelah itu diadakan evaluasi. Nahh... sudah ada tantangan, beban materi, harus dikritik lagi sama teman-teman! Ya, yang nggak siap... jelas mundur teratur.
Aku selalu berpikiran dan berdo'a... "Ya Allah, mudah-mudahan niat dari kami semua tetap terjaga untuk jadi comic yang baik dan benar-benar sesuai dengan ilmu Stand Up Comedy!". Setiap hal pasti ada tantangan, seleksi alam akan berjalan dan kadang-kadang sifatnya : no mercy. Semoga dan semoga, apa yang kami semua pelajari akan ada hikmahnya. Akan ada manfaatnya ke depan nanti. Amin!
0 komentar: